RADIO SEBAGAI MEDIA DAKWAH
BAYU ARIFIANSYAH
KPI/B - 1413324018
A. Pendahuluan.
1. Latar
Belakang
Merujuk
pada masa lalu tentang pengembangan informasi yang ada, radio sangat berperan
aktip sebagai media komunikasi. Saat indonesia merdekapun radio ikut berperan
aktip dalam penyampaian informasi tersebut kepada masyarakat indonesia saat
itu.
Pada era sekarang radio
masih menjadi hal yang dominan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat.
Radio sebagai saran informasi yang mampu menjangkau masyarakat luas. Oleh karna
hal tersebut radio di anggap efektip dalam penyampaian informasi kepada masyarakat,
karna radio merupakan media komunikasi yang memasyarakat dengan harga yang
sangat terjangkau.
Ketepatan
radio dalam penyampaian nilai-nilai dakwah inilah yang lebih memudahkan daya
tarik masyarakat terhadap nilai-nilai yang di sampaikan oleh subjek dakwah
(da’i) mealui radio tersebut. Dengan begitu seorang da’i di tuntut memahami dan
menguasai media-media yang sudah berkembang, salah satunya adalah radio.
Oleh
karena itu, sebagi media dakwah radio juga dapat memberikan rangsangan terhadap
pemikiran masyarakat banyak dalam penerimaan pesan dakwah yang di sampaikan, tentu saja masyarakat
berbeda dalam penerimaanya.
Keberadaan
radio sebagai media dakwah sudah lama di gunakan, bagaimana seorang da’i mengemas dakwah
melalui media radio agar lebih efisien merupakan hal yang harus di kaji lebih
serius lagi oleh para pakar-pakar media atau lembaga-lembaga dakwah yang ada.
2. Rumusan
Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas
dapat di tarik permasalahan
”Bagaimana para da’i
mengembangkan radio sebagai media dakwah yang ada di masyarakat?”
3.
Tujuan Penulisan.
Untuk
mengembangkan radio sebagai sarana dakwah yang ada di masyarakat.
B. Pembahasan
1. Radio
Radio
sebagai salah satu media massa memiliki karakteristik cepat dalam menyampaikan
pesan, luas jangkauannya dalam arti tidak mengenal medan, tidak terikat waktu,
ringan dan dapat dibawa kemanapun, murah dan tidak memerlukan banyak
konsentrasi karena radio hanya untuk didengarkan.[1]
a)
Pengertian Radio
Radio menurut bahasa adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara.
Pengertian radio secara
istilah diambil dari beberapa pendapat yang berbeda yang telah banyak
didefinisikan oleh para ahli yang mendalami masalah media komunikasi. Beberapa
definisi radio yang penulis kemukakan diantaranya:
1.
Prof.
Drs. Onong Uchjana Effendy “pemancar radio yang
langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang
radio sebagai media”.
2.
H. Syaeful Badar,
MA “media auditif, yang bisa dinikmati dengan alat pendengaran. Radio menjadi
media penyampai gagasan, ide, dan pesan melalui gelombang elektromagnetik,
berupa sinyal-sinyal audio”.
3.
Hasan Asya’ari
Oramahi “teknologi yang di gunakan untuk mengirim
sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga
merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak
memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara)”.
4.
Rusman latief dan
Yusiatie Utud “media komunikasi melalui gelombang udara tanpa kabel., siaran
pengiriman suara atau bunyi melalui udara.
2.
Dakwah
a)
Pengertian Dakwah
Dakwah berasal dari
bahasa Arab yakni دعا– يدعوا – دعوة (da’a - yad’u - da'watan).
Kata dakwah tersebut merupakan ism masdar dari
kata da’a yang dalam Ensiklopedia Islam diartikan sebagai “seruan, panggilan dan ajakan”.
Sedangkan pengertian dakwah secara istilah ada beberapa
pendapat, diantaranya sebagai berikut:
1. Dr.H.Hamzah
Ya’kub, “mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti
petunjuk Allah dan Rasulnya”.
2. Prof. H.M. Thoha Yahya Omar ’’dakwah ialah mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat”.
3. Prof. A. Hasymi ’’dakwah islamiah yaitu mengajak orang
untuk menyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah islamiah yang terdahulu
telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri”.
4. Drs. Fahmi Idrus “Kegiatan keagamaan yang sifat nya
menyiarkan dan mengajak mengamalkan kebaikan sesuai ajaran yang benar,
propaganda, atau siar agama”.
Dari
berbagai definisi diatas dapat di ambil satu poin
penting, bahwa sesungguhnya dakwah ialah mengajak kebaikan ke jalan Allah dan
dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa
dakwah adalah seruan ataupun ajakan untuk melakukan kebaikan yang sesuai dengan
syariat dan petunjuk yang Allah berikan, serta menyakini dan mengamalkan nya
guna mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
C.
Analisa
Radio sebagai Media Dakwah
Dengan
melihat era sekarang yakni era informasi ini, yang berperan menyebarkan dan
menyiarkan Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan sosial-kultural, maka media massa
seperti radio siaran adalah makanan
dan telinga untuk didengarkan. Hal-hal yang dapat dipahami melalui indera telinga.
Karena itu, apa yang disajikan untuk membaca belum tentu dapat dimengerti.
Keberadaan
media dalam dakwah sesungguhnya tidak boleh dipandang hanya dengan
sebelah mata saja, karena keberadaan media bagi pelaksana dakwah bukan
hanya berperan sebagai alat bantu akan tetapi lebih dari itu. Sebab
aktivitas dakwah jika diamati sebagai suatu sistem maka akan memiliki beberapa
komponen atau unsur, dimana antara unsur yang satu dengan unsur yang
lainnya saling berkaitan dalam mencapai tujuan dakwah. Dan media merupakan
salah satu unsur di antara unsur-unsur yang lain seperti: subyek, obyek,
metode dan materi dakwah. Maka dalam kerja dakwah tanpa adanya
media, tentu tidak akan terlaksana dengan baik.
Media
Massa, adalah sarana untuk menyampaikan isi pesan, pernyataan, informasi yang bersifat
umum, kepada sejumlah orang yang jumlahnya relative besar, tinggalnya
tersebar, heterogen, hegemoni, anonim, tidak terlembagakan,
perhatiannya terpusat pada isi pesan yang sama, yaitu pesan dari media massa yang
sama, dan tidak dapat memberikan arus balik secara langsung pada saat itu.
Radio
siaran (broadcasting) sering disebut sebagai institusi kemasyarakatan seperti
media massa pada umumnya. Institusi semacam ini dapat dilihat dari keberadaannya.
Sebagai suatu organisasi yang menjalankan fungsi penyiaran
informasi, baik secara tunggal maupun melalui sistem jaringan (networks) dengan
satu kawat yang mengendalikan penyiaran informasi. Fungsi ini
dijalankan untuk memenuhi kebutuhan khalayaknya. Maka dari itu, agaknya
juga perlu dilihat sifat institusional radio siaran di Indonesia, yakni dengan
mempertanyakan sejauhmana ia sudah menjadi institusi
kemasyarakatan.
Kehadiran
radio sebagai media massa ditandai dengan fungsinya sebagai penyampai
informasi. Secara sederhana, informasi ataupun materi apat disebut sebagai
segala hal yang bermakna dalam komunikasi. Kebermaknaan ini
menjadi dasar dalam fungsi komunikasi, diukur dari relevansinya untuk
pihak yang berkepentingan atasnya. Dalam garis besar, informasi dapat
dibedakan antara informasi yang hanya menyentuh aspek psikologis (sensasi)
konsumen, informasi yang bernilai pragmatis bagi konsumen produk dunia
industri, dan informasi yang bernilai pragmatis tinggi karena dapat digunakan
dalam pekerjaan atau aktivitas sosial lainnya.
Khususnya
dalam Radio Karya pancaran Swaramedia atau Karysma mampu memberikan versi
tersendiri (gaya) yang tidak dimiliki studio broadcast lainnya,
yaitu memanjakan pendengar lewat program entertainment, seperti lagu-lagu
Islam atau nasid serta program yang diciptakannya mampu memberikan khasanah
islamiah. Mengingat sangat pentingnya
kedudukan, peran, dan tujuan itu bagi proses dakwah sebagaimana telah
diterangkan di atas, maka tujuan dakwah haruslah dipahami oleh para
pelaku dakwah.
a)
Fungsi Radio
Fungsi radio ada tiga (3) macam, diantaranya:
1. Fungsi
Hiburan
Dalam
fungsi ini disajikan beberapa lagu-lagu favorit pendengar, serta membuat pendengar
tertawa.
2. Fungsi
Informasi
Dalam
fungsi ini disiarkan pokok permasalahan yang diminati khalayak serta menyajikan
informasi yang aktual untuk memenuhi tuntutan pendengarnya.
3. Fungsi
Pendidikan
Di
dalam fungsi ini, ditetapkan apa-apa yang kita inginkan untuk pendengar menyadari
akan adanya masalah, isu, kejadian. Mengalihkan (mentransfer)
pengetahuan. menumbuhkan minat dan mendorong perubahan perilaku
masyarakat
Sedangkan menurut
“Masduki” dalam bukunya Jurnalis Radio, Menata Profesionalisme Reporter dan
Penyiar, ada beberapa tingkatan peran sosial yang di emban radio dalam kapasitanya
sebagai media publik, atau yang di kenal dalam konsep radio for society
a.
Radio sebagai media
penyampai informasi dari satu pihak ke pihak lain.
b.
Radio sebagai sarana
mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi kebijakan.
c.
Radio sebagai sarana
untuk mempertemukan dua pendapat berbeda atau diskusi mencari solusi
bersama yang saling menguntungkan.
d.
Radio sebagai sarana
untuk mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan
kejujuran.
b) Macam-
macam metode dakwah
Adapun macam-macam metode dakwah dalam
alqur’an diantaranya adalah:
1. Bil
hikmah
Menurut
Musthafa Al-Maraghi hikmah itu adalah perkataan yang benar disertai dalil yang
menyatakan kebenaran dan menghilangkan keraguan.
M.Abduh
berpendapat bahwa hikmah
adalah mengetahui rahasia dan faedah dalam tiap-tiap hal.
2. Mauidzotul
hasanah
Artinya
dengan tutur kata yang baik, nasehat yang lemah lembut dapat menyentuh hati dan
perasaan audiens, selaras denga Al-qur’an dan Assunah.
Menurut
Imam Abdullah bin Ahmad an-Nasafi yang dikutip oleh Hasanudin bahwa Mauidzotul
Hasanah adalah perkataan-perkataan yang tidak sembunyi bagi mereka, bahwa
engkau memberikan nasehat dan menghendaki manfaat pada mereka atau dengan
Al-qur’an.
3. Mujadalah
Billati Hiya Ahsan
Yaitu
bertukar pikiran dengan cara yang lebi baik, yang mendorong kepada pemikiran
sehat untuk mencapai suatu kebenaran.
Menurut
tafsir An-Nasafi, kata mujadalah mengandung arti berbantahan dengan jalan
sebaik-baiknya antara lain dengan perkataan yang lunak, lemah lembut, tidak
dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan suatu perkataan yang bisa
menyadarkan hati, membangun jiwa dan menerangi akal pikiran.
c) Sumber-sumber
metode dakwah
1. Al-Qur’an
Didalam
alqur’an banyak sekali ayat-ayat yang berhubungan dengan kisah para rosul dalam
menghadapi umatnya, begitu juga ayat-ayat ditunjukan kepada Nabi Muhammad SAW, dalam
melancarkan dakwahnya. Ayat-ayat tersebut menunjkan metode dan media dakwah
yang harus di pelajari dan dipahami oleh setiap muslim seperti juga mempelajari
ajaran-ajaran agama lainnya. Karena Allah tidak akan menceritakan melainkan
agar dijadikan suri tauladan dan membantu dalam menjalankan dakwah yang harus
sesuai dengan metode yang telah direntangkan itu. Allah berfirman yang artinya:
“
dan semua kisah dari rosul yang kami menceritakan kepadamu ialah kisah-kisah
yang dengannay dapat kamu teguhkan hatimu. Dan dalam surat ini dating kepada mu
kebenaran serat pengajaran serta peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud:120).
2. Sunnah
rosul
Didalam
sunah rosul banyak lah kita temui hadist-hadist yang berkaitan dengan dakwah
serta medianya. Begitu juga dalam sejarah hidup dan perjuangan, baik mketika di
Makkah ataupun setelah Hijrah ke Madinah, dan cara-cara beliau menghadapi
berbagai macam peristiwa. Semua ini memberikan contoh dalam metode dan media
dakwah, karena rosulullah telah melalui kondisi dan situasi yang mungkin sama
dengan kondisi dan situasi yang dihadapi oleh juru dakwah pada setiap masa dan
tempat. Apa yang pernah dialami rosul juga dialami oleh juru dakwah atau
peristiwa yang pernah beliau hadapi juga dihadapi oleh juru dakwah.
Karena
itu dari sejarah itulah juru dakwah memperoleh contoh dalam menyelesaikannya
yang lebih tepat dan sikap serta cara yang harus diperhatikan dan
dipertahankan.
3. Sejarah
hidup para sahabat
Dalam
sejarah hidup para sahabat-sahabat yang besar dan para tabi’in cukuplah memberi
contoh yang sangat berguna kepada juru dakwah. Karena mereka adalah orang yang
lebih tau tentang ajaran agama dan ahli dalam berdakwah serta ilmu pengetahuan
yang luas terutama yang bermanfaat.
4. Pendapat
para fukaha
Fukaha
adalah orang yang berkecimpung dalam menggali hukum yang praktis dari
sumber-sumber atau dalil-dalil agama. Diataranya hukum yang berhubungan dengan
penyampaina dakah seprti hukum amr ma’ruf nahi munkar, jihad, hisbah dan semua
ini mereka susun dalam suatu bab tertentu didalam kitab-kitab fiqih.
Dan
demikian juga ketetapan-ketetapan yang mereka tetapkan berdasarkan ijtihad
dalam urusan dan bidang dakwah baik dalam bidang jihadmaupun dalam bidang
lainya, wajiblah diikuti atau sekurang-kurangnya di anjurkan untuk
mengikutinya, karena metode dalam media dalam berdakwah adalah termasuk urusan
agama seperti juga dalam masalah ibadah dan muamalat.
5. Pengalaman
Pengalaman
juru dakwah merupakan hasil pergaulannya dengan orang banyak yang kadang kala
dijadikan referensi ketika berdakwah.
Setelah
mengetahui sumber-sumber dakwah sudah sepantasnya kita menjadikannya sebagai
pedoman dalam melaksanakan aktivitas dakwah yang harus disesuaikan dengan
kondisi dan situasi yang sedang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, 2007, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek,
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Masduki, 2001, Jurnalis Radio, Menata Profesionalisme
Reporter dan Penyiar, LkiS, Yogyakarta.
Suhandang
Kustadi, 2013, Ilmu Dakwah, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Latief Rusman dkk,
2013 Kamus Pintar Broadcasting, Yrama
Widya, Bandung.
Oramahi Hasan,
2012, Jurnalistik Radio, Kiat Menulis
Berita Radio, Erlangga, Jakarta.